
Bentuk beton pembatas bermacam-macam dan proses pembuatannya beraneka-ragam ada yang dari beton pracetak, beton cor ditempat, baik secara manual atau dengan alat slipform.

Bilamana digunakan beton pembatas dari beton pracetak, beton pembatas harus dipasang di atas beton penyokong agar terjadi ikatan yang baik antara beton pembatas dan pondasi sehingga tidak mudah tergeser.
Untuk itu dilakukan hal sebagai berikut :
- tebarkan selapis beton penyokong setebal minimum 7 cm;
- pasang beton pembatas di atas beton penyokong tersebut sewaktu masih dalam keadaan basah, sehingga ketinggian dan kelurusaan beton pembatas sesuai dengan benang pembantu;
- tambahkan adukan beton pada bagian belakang beton pembatas;
- setelah beton penyokong dalam keadaan setengah kering, barulah ditimbun dengan tanah, mutu beton penyokong minimum fc’ 17,5 MPA;
- beton pembatas sering dikombinasikan dengan tali air dan mulut air sebagai saluran untuk membuang air hujan; apabila pertemuan antara beton pembatas dan lapisan blok tidak diberi tali air biasanya beton pembatas mudah terkena gesekan roda kendaraan.
Pasir Alas
Pasir alas adalah pasir dengan ketebalan
tertentu sebagai alas perletakan paving blok.
Pasir alas harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
- Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir maksimum 9,5 mm seperti pasir beton, tajam, keras dan bersih dari lumpur, garam atau kotoran lain;
- Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering atau kadar air kurang dari 10% dan bersifat gembur;
- Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah dipadatkan tidak boleh lebih 5 cm; untuk mendapatkan ketebalan yang seragam, agar menggunakan alat perata yaitu jidar kayu dengan mengikuti rel pembantu dari blok beton yang disusun sejajar memanjang ; selain itu juga dapat digunakan benang pembantu sebagai referensi.
- Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubang-lubang pada pondasi untuk memperbaiki tinggi pondasi;
- Lapis atas pondasi di bawah pasir alas harus diratakan dan diperbaiki sebelum penebaran pasir alas dimulai
- Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang dipasang dapat berfungsi sebagai rel pembantu;
- Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas dilaksanakan secara tahap;
- Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah lokasi pemasangan agar sewaktu menarik jidar tidak terlalu berat dan dapat memudahkan pelaksanaan;
- Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu seperti terinjak atau dipakai menumpuk bahan;
- Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m dengan demikian pada sore hari dapat tertutup seluruhnya oleh paving blok;
- Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir alas disisakan 1 m dari baris terakhir paving blok;
- Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan harinya agar digemburkan dan diratakan kembali;
- volume pasir yang diperlukan sebagai pasir alas setebal 50 mm adalah ± 5 m setiap 100 m paving blok.

Pemasangan Pola
Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati.
Untuk membentuk pola yang baik, unit
paving blok harus mengikuti benang
pembantu dengan sudut yang tepat
terhadap beton pembatas. Lubang-
lubang pinggir kemudian diisi dengan
pemadatan. Bila pemasangan dari dua
arah tidak dapat dihindarkan atau
karena pola harus dipertahankan pada
tikungan, terutama pada penggunaan
pola tulang ikan, maka sudut pada pola
pertemuan atau perubahan sudut diberi
pembatas dengan pola susun bata
melintang.Pola Pemasangan Paving
BlockPola pemasangan paving block
disesuaikan dengan tujuan
penggunannya. Pola yang umum
dipergunakan ialah susun bata
( strecher) , anyaman tikar ( basket
wave ) , tulang ikan ( herring bone ),
untuk perkerasan jalan diutamakan
penggunaan pola tulang ikan karena
mempunyai daya penguncian yang lebih
baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar